Kontrasepsi Wanita Bebas Kanker dan Kegemukan



MALANG--Peniliti Fakultas MIPA Universitas Brawijaya bekerjasama dengan perusahaan farmasi Bio Farma mengembangkan vaksin kontrasepsi, Kamis (26/1). Berbeda dengan alat kontrasepsi yang ada dipasaran, alat kontrasepsi ini diklaim tak menimbulkan efek samping. Seperti kegemukan dan kanker yang ditakuti kaum ibu.

"Alat kontrasepsi selama ini berbasis hormonal," kata salah seorang peneliti Profesor Aulanni'am. Alat kontrasepsi hormonal ke tubuh terjadi fluktuasi hormon yang terganggu yang menyebabkan kegemukan dan kanker. Alat kontrasepsi berbasis vaksin ini telah mendapat hak paten dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia 2010 lalu. Penelitian tersebut menghabiskan waktu selama 15 tahun.

Peneliti yang diketuai Profesor Sutiman ini didanai Kementerian Kesehatan, Bio Farma dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Menurut guru besar Fakultas MIPA UB ini, vaksin kontrasepsi disuntikkan kepada akseptor perempuan. Alat kontrasepsi ini bisa bertahan sesuai dosis yang ditentukan. Sehingga bisa sewaktu-waktu dilepas jika akseptor ingin kembali memiliki anak.

Berbeda dengan alat kontrasepsi suntik yang ada di pasaran. Vaksin kontrasepsi berupa protein anti bodi terhadap molekul zona pellucida-3 (ZP3) atau protein di luar sel telur. ZP3, katanya, berfungsi sebagai reseptor atau mengenali sperma. Jika anti bodi disuntik ke tubuh maka molekul akan mengikat ZP3 sehingga struktur protein berubah dan tak mengenal sperma. Sehingga tak terjadi fertilisasi atau pembuahan.

"Setelah disuntik vaksin langsung menuju sel telur wanita," ujar peneliti terbaik Dirjen Dikti 2011 ini. Vaksin kontrasepsi ini telah diujicobakan terhadap tikus, kelinci dan monyet ekor panjang atau Makaka vesicularis yang tersertifikasi. Kini, tinggal menunggu uji coba klinis yang akan diterapkan ke manusia. Diperkirakan vaksin kontrasepsi ini diproduksi massal oleh Bio Farma 2013 mendatang.

Protein bersifat reversible dan tidak menyebabkan p`tologis di saluran reproduksi wanita. Sehingga jika dihentikan kualitas embrio sama tak ada cacat. Sedangkan janin hasil pembuahan juga normal. Sehingga aman digunakan dan dihentikan sewaktu-waktu.

Menurut Aulanni'am, bahan baku vaksin ini juga aman dan halal. Karena protein berasal dari sel telur sapi. Apalagi protein sapi identik dengan manusia, sedangkan asam amino sapi hanya berbeda satu. Sehingga vaksin tersebut aman jika digunakan terhadap manusia. EKO WIDIANTO

Komentar